Tuesday, December 27, 2016

2016 : Kenang

Hari ini aku menyadari, bahwa setiap makna selalu datang bersama apapun yang ada. Dan apapun yang aku lihat adalah hal-hal yang pernah kita pupuk dari kebersamaan kita sebelumnya.
Hingga sampai disini aku akan bercerita, tentang hal-hal yang kita lewati dan bahkan tentang hal-hal yang tak pernah kita bicarakan. Tentang apa, dimana, dan bagaimana kita menghabiskan waktu-waktu itu.

Tentang kota itu, tentang jalanan itu, pernah menjadi saksi dari pertemuan-pertemuan kita, berubah menjadi nostalgia yang terus berulang. Saat kita berkenalan, kemudian merasa canggung, memutar otak, saat kita berusaha menghasilkan omongan yang baik dengan lawan bicara. Satu persatu datang dan terus bertambah. kemudian siapa melihat siapa, saling menunjuk kawan, tertawa atas ketololan-ketololan yang kita lakukan, saling memaklumi sekalipun dalam kebinatangan, bernyanyi dengan suara-suara fals, berkelana melintasi kerikil-kerikil jalanan di pedalaman daerah, ngeband yang katanya hidup ini rock and roll jek, nyobain naik gunung yang katanya cara terbaik menikmati akhir pekan, kemudian “ngopi yok?”, yang menjadi kalimat singkat ketika kita lelah berbicara dengan kepala kita sendiri, dan menceritakan segala beban yang kemudian ikut larut bersama sisa ampas kopi hitam itu. Pada waktu - waktu itu, apapun tak bisa memecahkan kebersamaan itu, tak satupun mampu melunturkan celotehan cita-cita pada setiap hal yang kita mau. Tak ada atas, tak ada bawah, tak ada besar ataupun kecil, melebur menjadi satu kesatuan. Ya, lucu rasanya mengingat semua memori-memori itu.

Sampai pada saat keegoisan dan kekanak-kanakan kita lah yang membuat kebersamaan itu memiliki jalan yang masing-masing. Kita sempat buta, kita berada disini hanya untuk diri kita sendiri. Harmonisasi kebersamaan yang telah terbangun itu di grogoti ego yang semakin jadi. Tak mudah memang untuk membuat segala sesuatunya itu menjadi selaras dan seirama. Dan kini tau kah apa yg tersisa dari pertemuan-pertemuan kita? Jarak. ya, perihal jarak diantara kita yang menyapu pertemuan-pertemuan kita.

Apa Yang membuat Kesempatan kedua Begitu berharga? Ya, karena tidak semua orang berhasil mendapatkannya. meskipun begitu setiap orang berhak mendapatkanya, tapi rasanya tak akan pernah sama.

Pada awalnya kita pergi  untuk menghilang, kemudian kita pergi untuk menemukan diri kita, pergi untuk membuka mata, hati dan belajar lebih banyak tentang hidup, bahkan lebih dari yang kita tau dan rasakan sebelumnya.

Di persimpngan-persimpangan itu tiap-tiap dari kita kembali bertemu dan saling sapa. bukan untuk memulai kembali, tetapi kita berpamitan, karena cepat atau lambat kita akan berpisah. Di pisahkan oleh mimpi, cita-cita dan kehidupan kita masing-masing, berlari dan menjadi arti yang lain.

Akhir-akhir ini aku sering menyadari bahwa hidup ini tentang menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.

Dan kata terimakasih juga sama pentingnya dengan kata maaf. Terimakasih untuk 2016 ini yang memberikanku pengertian-pengertian itu yang selalu aku temui disini. Terimkasih untuk tahun-tahun sebelumnya. Terimakasih untuk segala sesuatu yang telah kita lalui bersama-sama. Terimakasih untuk waktu-waktu itu, dan juga Terimakasih untuk segala maaf itu.

Ini tentang aku, kau, dia dan kalian semua yang ku sebut kawan. Ini bukan sekedar tentang sekelompok orang pada satu tempat.  “Sampai bertemu kembali, kawan!”.


Foto Ilustrasi : Kaskus

No comments :

Post a Comment