Wednesday, February 24, 2016

Kemping Basah di G.Sibuatan


      Halo kawan, balik lagi nih aku nulis cerita melalak aku sama kawan-kawan. melalak aku ini udah lama yaitu pada awal bulan oktober 2014. udah lama kan? iya, gak pernah di tulis karna dulu gak ngerti beginian dan masih ada banyak cerita yang belum pernah di tulis dan mungkin bila ada kesempatan akan di tulis di blog aku ini.
      Kali ini aku mau cerita waktu melalak ke G.Sibuatan. iya, sibuatan sebenarnya lebih bisa dikatakan perbukitan, karna letaknya berderetan dengan bukit barisan. sibuatan memiliki ketinggian sekitar 2457mdpl dan untuk mencapai puncaknya akan naik turun bukit kurang lebih 12 bukit besar dan kecil dan sibuatan terletak di desa Naga Lingga, Pegangan Hilir, Dairi, Sumatera Utara.
     
Waktu itu aku bersama 3 orang teman yang melalak ke sibuatan dan benar hanya ada kami ber 4 diatas gunung sibuatan tak nampak pendaki lain. malam pertama kami bermalam di Posko Pendakian yang berada di depan pintu rimba gunung sibuatan dan di temani oleh ranger GEMPARI. sedikit bercerita sambil menyalakan air di dalam posko untuk menghangatkan badan dan merebus air untuk membuat kopi. cuaca sangat indah malam itu membuat lebih bersemangat untuk mendaki. setelah pagi kami berpamitan dengan abang ranger untuk naik bagitu masuk pintu rimba sudah disuguhi trek yang terjal dan setelah berjalan cukup jauhkami ber istirahat untuk makan siang di shelter 1 dan jarak shelter ini yg paling jauh dari shelter yg lainnya.
di selah-selah istirahat kami bercerita tetang jalan yg sudah kami lalui tadinya dan kami pun tertawa melihat tingkah laku saat berjalan sampai ke shelter 1. dan seorang kawan bilang ini belum ada apa apanya masik jauh jalan di depan dan yang pernah naik ke sibuatan cuma dia jadi dia yang tau jalan. tak lama kami beristirahat da melanjutkan perjalanan dan ternyata benar jalan setelah shelter 1 ini sangat menantang mulai tajam menanjak dan kami melewati 2 hutan lumut dan melihat banyak bunga angrek juga melihat banyak kantong semar.tanah yang kami injak sepertinya sangat lembek seperti tanah gambut dan jika melompat-lompat di tempat tananhnya ikut bergoyang dan tak berapa jauh sebelum shelter 2 kami pun di suguhi jalan yang berlumpur dan itu yang embuat langkah kaki semakin berat dan melelahkan. kaki kawan
ada yang keram, ada kedalaman lumpur hampir sedengkul orang dewasa. kami beristirahat kembali di shelter 2 yg penuh dengan lumpur. tak lama kami melanjutkan perjalanan kami dan dari sini perjalanan tak jauh lagi, tapi... tapi lebih terjal dan lebih berlumpur. dan menuju shelter 3 ini adalah perjalanan yang paling menggoyahkan semangat menghancurkan mental. meskipun demikian perjalanan harus berlanjut mengalahkan semua perasaan lelah. setelah melewati lumpur akan disuguhi jalan berpasir, bertangga lumayan tinggi dan setela melewatinya ya kembali lagi melewati jalan berlumpur. tak ada habis-habisnya jalan berlumpur kami lewati sampai ke shelter 3. seorang kawan bilang kita bangun tenda disini saja. ya benar memang lokasinya datar dan luas tapi ketika tanahnya di injak malah mengeluarkan air begitu saat kami kelilingi shelter 3 semuanya demikian. hari sudah gelap, kawan sudah kelelahan, cuaca tiba-tiba memburuk dan kami diselimuti kabut tebal. bergegaslah kami membangun tenda dan memasak untuk makan malam kami. lumpur dimana mana sampai tidurpun bersama lumpur di badan. mala semakin dingin kami pun bergegas untuk istirahat. di pertengahan malam kami di bangun kan air yg berembes masuk ke dalam tenda. semakin lama semakin banyak dan ternyata ada pasak yg lepas dikarnakan angin yang sangat kencang hingga akhirnya membuat tenda kami tumbang. bergegas keluar tenda yang cuaca diluar sedang hujan untuk memasang pasak demi pasak kembali. angin sangat kencang semalaman sampe pagi dan membuat kami harus tetap berjaga-jaga tak tidur sampe pagi. angin sempat merobohkan tenda kami lagi dan kami pun memasang kembali. maklum tenda yg kami gunakan adalah tenda piramid pramuka.
      Akhirnya pagi yang kami tunggu datang juga. mencoba melihat keluar ternyata kami masih diselimuti kabut yang sangat tebal. matahari pun sempat lama tak mampu menembus kabut. kami masih kedinginan dikarnakan pakaian yg kami gunakan basah diguyur hujan semalaman. meskipun begitu kami juga menyiapkan sarapan pagi kami. menghangatkan kembali badan, menyeduh teh dan kopi. setelah cuaca sedikit membaik kami pun berjalan menuju pilar gunung sibuatan untuk mendokumentasikan perjalanan kami

sampai ke pilar ini juga jalan penuh dengan lumpur. dan yang kami jalani sepanjang jalur adalah akar-akar pohon itu sebabnya tanahnya bergoyang seperti tanah gambut. meskipu demikian kami tetap menikmati perjalanan kami. kami pun bergegas turun dan pulang. sesampainya di posko kami bercerita dengan para ranger GEMPARI. memang cucaca tiba-tiba buruk katanya. oh iya, di perjalanan pulang setelah shelter 2 kami sempat nyasar. melewati jalan yang dulu pernah di gunakan sebelumnya. dan tembusnya di tengah-tengah ladang warga. waktu di ladang malah makin bingung dmna posko pintu rimba. jalani saja. akirnya ketemu juga. hahaha..
sekian cerita dari sibuatan yang penuh dengan lumpur dan basah-basahan juga tak melihat apa-apa diatas sana di karenakan kabut tebal. kami tetap menikmati perjalanan ini. sesampainya di rumah kami bercerita ulang tentang perjalanan ini dan tertawa. ternyata lucu juga setelah menceritakannya. aku juga tau satu hal "bahwa ternyata kita juga bisa melewati semua tanpa zona nyaman". untuk kawan-kawan yang ingin mendaki sibuatan silahkan. kabar terakhir yang aku dengar jalan naik kesana sudah membaik. nikmati perjalanan meskipun jauh dari zona nyaman untuk kita bisa jadi pribadi yang bermental kuat. hehehe lebai..

      Terimakasih sudah membaca. salam Melalakbah!!

No comments :

Post a Comment